Nama asli Nabi Nuh adalah Abdul Ghofar, Nuh dalam bahasa jawa artinya Ndepe-ndepe, dalam bahasa indonesia artinya mendekatkan diri sama Allah, jadi Nabi Nuh disebut Nabi Nuh karena Nabi yang selalu dekat dengan Allah dan meminta pertolongan hanya pada Allah. Nabi Nuh juga seorang yang ahli dalam pertukangan. Dia adalah seorang tukang kayu yang handal, sehingga bisa membuat kapal yang sangat besar dengan ukuran panjang kapal Nabi Nuh Alaihi Salam 300 dliro’, kemudian lebarnya 50 dliro’, dan kedalaman kapal 30 dliro’. Kemudian kapal dibagi menjadi 3 tingkat atau 3 dek, yang rencananya untuk tingkat paling bawah memuat hewan-hewan bumi, kemudian dek tengah untuk Manusia dan dek paling atas adalah hewan angkasa ( yang bisa terbang ).
Untuk apa sih kapal besar dibuat oleh Nabi Nuh, sebab saat Nabi Nuh diutus Allah untuk menyampaikan seruan beribadah kepada Allah, Namun apa yang terjadi, justru kaum Nabi Nuh yang tergolong kaya alias dan berpangkat tidak mau menyembah kepada Allah malahan mereka mendustakan Agama Allah, Nabi Nuh malah dikatakan orang yang tersesat (jawa: Kesasar) Namun Nabi Nuh juga terus berusaha untuk menakuti mereka jika tidak mau menyembah akan terkena adzab yang pedih, masih saja ajakan Nabi Nuh pun tidak digubrisnya, akhirnya Allah menurunkan adzab pada kaum Nabi Nuh dengan menenggelamkan kaum Nabi Nuh yang tidak beriman dengan Banjir besar yang dinamakan banjir Taufan. Bagi yang ikut ajakan Nabi Nuh untuk ikut di kapal besar maka akan selamat, dan yang tidak mau mengikuti ajakan Nabi Nuh maka akan tenggelam, walaupun berdiri di puncak gunung, Bahkan Kan’an putra Nabi Nuh sendiri juga tidak mau ikut, akhirnya ikut tenggelam. Paska banjir taufan Nabi Nuh ditambah umurnya selama 250 tahun yang sebelumnya Nabi Nuh memimpin kaumnya selama 950 tahun. Umur yang fantastis untuk saat ini, namun pada zaman Nabi Nuh umur selama itu sudah hal yang biasa.
لَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا إلى قَوْمِهِ فَقَالَ يَاقَوْمِى اعْبُدُوْا اللهَ مَالَكُمْ مِنْ اِلهٍ غَيْرُهُ اِنِّى أخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ 59.....
Refferensi :
Jalaluddin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Al-mahalli dan Jalaluddin Abdurrahman bin Abi Bakri as-Suyuti, Tafsir Jalalain, Surat Al-A’raf ayat 59 sampai 64, Darul Islamiyah, 2011, Hal : 231
0 comments:
Post a Comment